<body bgcolor="FFFFFF" link="#FF9900" vlink="#666666" alink="#FFCC33"><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9108278\x26blogName\x3dtravel\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://stellytravel.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://stellytravel.blogspot.com/\x26vt\x3d-4326147142091086826', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

January 2004
February 2004
March 2004
April 2004
January 2005
March 2005
April 2005
July 2005

my photos
Name :
Web URL :
Message :
Tuesday, July 19, 2005
[jogja] sekali jalan-jalan tetap makan-makan 
*desa krakitan, kec.bayat, klaten*

dalam perjalanan memenuhi undangan makan2 kerabat keluarga di klaten, tak disangka kami disuguhi bonus berupa pemandangan indah desa krakitan. sepanjang mata memandang, persawahan nan hijau subur dengan latar belakang gunung di kejauhan menjadi bukti betapa negeri kita sungguh "gemah ripah loh jinawi".

ketika melewati perbukitan kapur, ada 1 bukit yang menarik perhatian. selain karena bentuknya yang ramping, persis di puncak bukit tersebut bertengger sebuh rumah mungil. tak kelihatan bangunan lain atau sebatang pohon pun di sekitarnya sehingga keberadaan rumah tersebut benar2 menimbulkan tanda tanya. bapak saya yang juga baru 1x melihatnya mengira rumah itu adalah rumah meditasi, tempat orang bertapa dan menanti wangsit. namun setelah mendapat informasi, ternyata rumah itu adalah bekas gudang bahan peledak yang didirikan pemerintah belanda lebih dari 100 tahun yl utk penambangan batu kapur di areal sekitar. bentuk bukit yang ramping didapatkan dari penambangan manual yang dulu terus dilakukan di bagian bawah bukit, sebelum akhirnya kegiatan penambangan dihentikan demi keamanan dan kelestarian rumah kuno tersebut. bukit krakitan yang lumayan terjal ini ternyata juga sangat menantang bagi penggemar kegiatan panjat tebing. bisa dibayangkan, setelah bersusah payah mendaki, view spektakuler from the top menjadi imbalannya.

selain bukit krakitan, kami juga melewati rawa jombor, tempat pembudidayaan ikan air tawar. di latar belakang foto di bawah ini tampak keramba2 ikan yang terapung di tengah rawa dan sampan bapak pencari ikan sedang meliuk2 di antara tanaman air. berminat mencicipi pecel lele atau gurami bakar bumbu kecap dan varian menu ikan air tawar lainnya? monggo mampir di warung apung yang tersedia. sayang pertumbuhan eceng gondok sangat cepat menutupi sebagian besar permukaan rawa dan menghambat pertumbuhan ikan. bapak bertopi di atas getek ini tampaknya sedang menyabiti tanaman liar tersebut.

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

*bakmi jawa jl. bantul*

Image hosted by Photobucket.com
ini bakmi jawa langganan om & tante saya. letaknya di jl. bantul, seberang sign board "rachmatia indah tours & travel". kalau si om suka bakmi godhog(rebus)nya, si tante lebih memilih bakmi gorengnya. saya ikut mencoba bakmi goreng yang terdiri dari mie, bihun, suwiran ayam kampung, kembang kol & taburan bawang goreng. menurut saya bakmi gorengnya kurang kering, kapan2 mampir lagi saya akan coba yang godhog. menemani hidangan utama, disajikan teh poci yang harum, lengkap dengan gula batu. rasa tehnya prima! mirip teh cap botol favorit saya. menu juara di tempat ini: balungan (tulang ayam yang masih menyisakan sedikit dagingnya). balungan panas yang dibalur dengan kecap manis & irisan jeruk nipis langsung berpindah tempat ke mulut om dan suami saya. lihatlah gaya mereka sedang mensesep2 tulang ayam dengan nikmatnya. hmmm...

Image hosted by Photobucket.com

*peppermint "ice cream & coffee"*

setelah mencicipi bakmi jawa, kami sempat singgah ke tempat ice cream yang belum lama buka di jogja tapi langsung laris. sayang saya tidak ingat nama jalannya. di sini saya pesan grandma's ice pancake yang sangat cocok menjadi dessert bakmi jawa malam itu. (price list: grandma's ice pancake: 12.500, coffee latte: 6.900, double scoop: 8.500)

*gudeg pawon*

ternyata acara kuliner malam itu belum berakhir di peppermint. tertarik dengan ulasan gudeg pawon dari salah seorang anggota milis jalan sutra yang menyebut2 katon bagaskara sebagai salah 1 fans beratnya, kami pun mengarahkan diri ke jl.janturan, tepatnya ke kampung semaki gedhe. begini ancer2nya bagi anda yang berminat mampir... dari jalan kusumanegara, bila sudah bertemu dengan plank hotel citra di sebelah kiri jalan, berbeloklah ke kanan dan masuk ke sebuah jalan kecil. kurang lebih 50-100m berhentilah di sebelah kanan jalan. di sini memang tidak ada petunjuk rumah makan apa pun. satu2nya yang mungkin bisa dijadikan petunjuk adalah keberadaan beberapa mobil yang parkir di mulut sebuah gang. turun dari mobil, jalan kaki sebentar masuk gang, ada sebuah rumah yang agak terbuka dengan meja kursi makan seadanya di sebelah kiri.

kami pun blusukan ke dapur (pawon) tempat gudeg pawon berada. kelihatanlah peralatan masak memasak gudeg yang masih tradisional. ada tungku tanah liat di atas kayu bakar yang masih menyala2, ada dandang nasi besar yang panas mengepul2, ada juga panci2 besar dan item berisi gudeg-kerecek-telur-ayam-ati ampela...

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

kami memilih duduk di dalam pawon supaya bisa lebih jelas menikmati aktivitas si mbok dan bapak penjualnya. cita rasa gudeg ini pas di lidah saya karena tidak terlalu manis. sementara suami saya tetap lebih cocok dengan gudeg permata di depan bioskop permata jl.gajah mada yang juga buka malam hari. kalau gudeg permata buka mulai jam 20, gudeg pawon baru buka mulai jam 23.30.

*gubug udang "mang engking"*

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com
sekarang mari saya ajak anda ke tempat makan yang sudah populer di kalangan masyarakat luar jogja. walau ada beberapa lokasi pondok udang di kecamatan minggir, yang paling ramai dikunjungi tetap mang engking ini. di sini kami pesan 1/2 kg udang galah bakar, 1/2 kg udang galah goreng mentega, kangkung tumis, 1 bakul nasi, sambal terasi dadak dan es kelapa muda utuh. semua menu yang kami pesan sangat lezat. udang bakarnya bercita rasa manis gurih yang didapat dari paduan kecap yang dominan pada udang yang gurih, berbeda dengan udang goreng mentega yang betul2 menyajikan rasa udang yang sebenarnya. sangat cocok disantap dengan nasi hangat & sambal terasi dadak dengan aromanya yang khas. pantaslah tempat makan ini anda catat sebagai salah 1 tempat yang patut dikunjungi dalam wisata anda ke jogja. mau sneak peek menu berikut harganya?

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

sekitar area ini, lagi2 hamparan sawah hijau terbentang untuk dinikmati, sangat menyegarkan mata jakarta yang kepalang terbiasa melihat hutan belantara beton.

Image hosted by Photobucket.com


jogja memang kota istimewa. saya pun rela memotong jatah tidur saya untuk melewati 2 hari weekend di jogja semaksimal mungkin.


ps. di airport saya melihat ibu2 jakarta rame2 menjinjing tas belanjaan dari "reads & the sak" di godean. hmmm, i miss that place. perhaps on my next visit?
stelly @ 11:40 PM


Friday, April 01, 2005
bogor, 23 maret 2005 
melewatkan sepanjang hari ulang tahun bersama-sama menjadi salah satu ritual baru yang ingin kami pelihara dalam pernikahan kami. karena ulang tahun suami tercinta jatuh pada hari kerja, kami pun sepakat mengambil satu hari cuti. setelah atraksi seru di pagi hari berupa permainan mencari harta karun dan sarapan nasi kuning yang khusus dimasak menyambut hari spesial, berangkatlah kami menuju kota hujan. sangat pas dengan julukannya, bogor menyambut kedatangan kami siang itu dengan tarian hujannya.

perhentian pertama adalah sebuah kafe merangkap galeri barang antik di jalan pakuan. cafe mangiare namanya (baca: manjare, bahasa italia yang berarti makan). bertempat di rumah kuno yang cukup luas, kafe ini menonjolkan suasana etnik yang kental lewat pajangan perabot2 kayu, patung2 kayu, setrikaan arang tempo dulu, dan keramik2 tanah liat. langkah kaki membawa kami sampai ke pendopo yang sangat njawani di halaman belakang. atmosfir yang sangat teduh dan asri di siang hari sempat membangkitkan ingatan suami akan angan2nya memiliki pendopo serupa.

berdasarkan rekomendasi seorang teman, kami lantas memilih sop buntut, sop iga asam manis, dan tak lupa sepoci teh tarik. jarang2 loh saya bisa menemukan teh tarik dalam deretan menu beverages resto2 jakarta. ketika berkunjung ke singapore tempo lalu, saya dan suami sangat puas bisa menyaksikan cara pembuatan minuman khas masyarakat penang ini... bagaimana campuran teh susu itu dilempar dari gelas yang satu ke gelas lain sampai keluar busa dan bau wanginya. mengenai sop buntut dan iga asam manis tadi, ga menyesallah kami mengikuti rekomendasi sang teman.

perhentian selanjutnya adalah kebun raya bogor ("krb"). berkali2 mengunjungi bogor, belum pernah sekali pun kami menginjak kebun botani yang menjadi landmark utama kota bogor itu. maklumlah, setiap weekend krb selalu penuh disesaki manusia yang mencari hiburan alternatif yang segar, sehat dan murah. pasangan penganten yang ingin leluasa diambil foto pre weddingnya juga sebaiknya memilih hari biasa yang relatif sepi pengunjung. paling banter jadi tontonan rombongan anak sekolah yang sedang melakukan darma wisata.

sejarah berdirinya krb bermula dari prof.reinwardt, seorang botanis asal jerman yang berada di indonesia pada awal abad ke-19, yang menulis surat kepada gubernur jendral hinda belanda di batavia saat itu, memohon sebidang tanah untuk dipakai sebagai tempat penelitian dan koleksi tumbuhan. gubernur menyetujuinya dan pada tanggal 18 mei 1817 dilakukanlah pemancangan patok pertama yang menandai berdirinya krb. awalnya krb merupakan bagian halaman dari istana bogor. meski sekarang kedua tempat tsb dipisahkan dengan kolam, para pengunjung tetap dapat melihat bangunan istana yang elegan dengan kubah emasnya.

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

istana bogor yang luasnya mencapai 24 hektar ini dulunya merupakan tempat peristirahatan para gubernur jendral belanda. setelah kemerdekaan, istana ini berubah fungsi menjadi istana kepresidenan karena seringnya presiden soekarno berada di tempat ini. ketika gubernur belanda masih tinggal di istana, sepasang rusa totol (axis axis) diimpor dari india. dari sepasang kini rusa totol itu telah berkembang biak menjadi ratusan ekor. sangking banyaknya, mantan presiden abdurrahman wahid pernah merayakan hari ulang tahunnya ke-60 dengan hidangan sate daging rusa istana. *ada yang sudah pernah mencicipi daging rusa??*

Image hosted by Photobucket.com

melalui perjalanan yang panjang, luas krb sekarang 87 hektar. selain istana bogor, ada banyak spot menarik yang bisa dikunjungi seperti jembatan gantung merah, taman meksiko, kolam victoria dengan beragam tumbuhan airnya, dan kawasan hutan bambu dengan pekuburan belanda di tengahnya. tahun 1920, 2 orang ahli ilmu burung asal belanda meninggal dan dikuburkan di krb. tahun 1994 kembali dimakamkan seorang profesor belanda yang hingga akhir hayatnya berkantor di seberang krb, setelah selama 50 tahun mempelajari botani di indonesia.

Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

karena bogor kembali memainkan tarian hujannya, kami pun berteduh di cafe de daunan yang terletak di dalam krb. daya tarik cafe ini teletak pada posisinya yang persis di atas bukit dengan pemandangan hamparan taman hijau yang indah. sementara suami saya tampak sangat betah sekadar duduk2 menikmati suasana, saya asyik melahap bola-bola pingpong poffertjes yang bertaburan gula tepung dan meisjes.

cafe de daunan tampak dari depan
Image hosted by Photobucket.com

beberapa oleh2 foto
Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

sampai jumpa lagi, krb...

Image hosted by Photobucket.com
stelly @ 9:00 AM


Wednesday, March 16, 2005
[makansutra] bandung 
sosis & steak : winner (halal)

resto ini berlokasi di jl.geger kalong. ancer2nya: dari setiabudi belok kiri di belokan telkom (setelah suis butcher). maju terus sampai terlihat planknya di sebelah kiri. belok kiri di jalan yang menurun, *voila!* rumah kedua di sebelah kiri jalan. specialities di sini adalah thueringer (sosis super gede yang berbentuk tapal kuda) dan german bratwurst (sosis khas jerman). saus barbeque home madenya juga layak dibawa pulang, enak untuk digoreng bersama telur dadar atau menemani hidangan pasta.

*ngomong2 soal sosis jerman, dengar2 di cipinang elok ada produsen aneka sosis yg pemiliknya belajar cara pembuatan sosis dari jerman. produksinya eksklusif karena tidak dijual di supermaket, hanya disupply ke hotel dan resto khusus. jadi kalau mau beli, kita kudu datang langsung ke pabriknya. kata yg udah coba sih eunakk banget. namanya sosis delicatessa*


ambokue (non halal)

ini makanan khas yang hanya terdapat di bandung. asal usulnya cukup misterius. konon aslinya adalah makanan khas orang hokkian mengingat ambokue berasal dari bahasa hokkian, yaitu semacam pempek dari tepung beras. ambokue ala bandung sudah dimodifikasi dengan campuran tahu goreng, lapchiong, sekba, ngohiong, kuping dan timun. semuanya diiris dan diguyur kuah kental manis plus cuka sehingga rasanya khas: manis asam. makanan ini biasa disantap begitu saja tanpa nasi karena sudah cukup mengenyangkan. ambokue ini termasuk endangered species alias nyaris punah karena yang jualan semakin sedikit. saya sih biasa makan ambukue yang suka mangkal di depan toko sosis badranaya pasir kaliki. sehabis beli oleh2 sosis babi badranaya, nongkrong deh di dekat gerobak om2 cainis penjual ambokue sambil menyeruput es cendol.

(to be continued)
stelly @ 2:24 PM


Sunday, January 02, 2005
experiencing the christmas atmosphere in singapore 

this year singapore tourism board launched "christmas in the tropics"
sparkling christmas lights & ornaments are hanged all over the tropical trees that line the orchard road
there are lots to do and see

we had a very comfortable trip without rain
we spent the whole week walking and walking and walking
the mrt system works amazingly well -- ultra modern and ultra efficient
it's really the easiest transport system and we're really impressed
all the stations are spotless and everything looks brand new.. all the trains run regularly on time and they even refund the ticket at the end of the journey

singapore is incredibly clean -- looks like the inhabitants here are all well-mannered people
i didn't notice any homeless or police officers in singapore -- there must be patrol cameras in public areas
if only the same condition can happen in Jakarta..

here are some photo stories..





(1) amidst the big building and roads, singapore has plenty of green areas; botanical garden is a green space in the middle of the city, very near to orchard road; its victorian garden design includes this beautiful ornate bandstand

(2) race course road is famous for its indian curry restaurants
among them muthu's curry restaurant is considered the best

(3) the singapore zoo uses natural barriers instead of iron bars to contain its residents; only few zoos have been able to afford the huge cost of employing this open concept system

(4) i also like their concept of sponsorship -- i think it's really creative that big companies sponsor different animals..

(5) a new theatre and concert house - esplanade
the locals give it the nickname "durian" as it looks like that much loved fruit in singapore.. *another nice target for photographer*

(6) the symbol of singapore: merlion - half lion and half mermaid - guarding the mouth of the singapore river




(7) *wait!* a group of youths are racing to end their lives??? *ok, too hyperbolic :)*
as u're walking over cavanagh bridge, u'll see these kids-jumping-into-the-river-statues; they are brilliantly carved and a must photo for any tourist

(8) my hubby in front of the tallest christmas tree in the land (30 m), next to the orchard road mrt station.. *a perfect backdrop for canon moment*

(9) are u ready to experience singapore's first bungy thrill?

(10) the sri mariamman temple - singapore's oldest and most important hindu temple, built in 1827.. the roof is richly decorated with colourful sculptures of gods and mythical animals



the fascinating ethnic area of chinatown
lots of shops of souvenirs along pagoda & trengganu street full of colours: yellows, reds, blues, greens
definitely a unique place to wonder about & let things surprise you

on this historic site sir thomas stamford raffles first landed in singapore on 28 january 1819
working for the british east India company, he was looking for a suitable place in south east asia to set up a british port & trading post
he successfully changed the destiny of Singapore from an obscure fishing village to a great seaport & modern metropolis






(11) from here u can enjoy the panoramic view of boat quay and singapore river

(12) beautiful view inside but one downside: we have to walk miles in the heat from the bus point to reach the place

(13) musical fountain (sentosa) : a fountain that dances to lively music
a dazzling display of colourful lights & laser images


*u can visit my singapore yahoo photos album for the complete photos*
stelly @ 1:43 PM